Budi Daya Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Mempelajari teknik budi daya jamur merang (Volvariella volvacea) dengan media serbuk gergaji dan mengamati laju pertumbuhannya.
Hasil Pengamatan
(Tidak digunakan dalam pengolahan data)
(digunakan dalam pengolahan data)
Tabel 1 Hasil Pengukuran Miselium Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Minggu Tanggal Panjang miselium (cm) Keterangan
1 20 April 2009 1,2
2 27 April 2009 2,3 Tidak mengukur
3 04 Mei 2009 4,7
4 11 Mei 2009 5,9
5 18 Mei 2009 8,2
Tabel 2 Data Bobot Basah Hasil Panen Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Baglog Panen (gram) EB
(%)
I II III IV
I 0 0 0 0 0
II 0 0 0 0 0
III 0 0 0 0 0
IV 0 0 0 0 0
V 0 0 0 0 0
V 0 0 0 0 0
Contoh Perhitungan
Diketahui : Bobot baglog = 1000 gram
Bobot jamur = 0 gram
EB =(Bobot basah jamur total perkantong)/(Bobot kering substrat) ×100%
EBbaglog I =0/1000×100%=0%
Pembahasan
Budi daya atau pembudidayaan jamur merupakan usaha menanam atau mengembangbiakkan jamur dalam lingkungan buatan (Parjimo & Soenanto 2008). Langkah-langkah yang harus dilakukan merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari seleksi kultur jamur, kompos, pemeliharaan pertumbuhan, dan pemanenan (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Salah satu jamur yang umum dibudi dayakan adalah jamur merang (Volvariella volvacea). Miselium jamur merang dapat tumbuh optimum pada suhu 350C-400C. Sedangkan tubuh buah akan tumbuh pada suhu 300C-350C (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Pembentukan tubuh buah jamur merang dimulai dari stadium kepala jamur (pin head), kancing kecil (tiny button), kancing (button), telur (egg), perpanjangan (elongation), dan dewasa (mature) (Pasaribu, Permana, Alda 2002).
Jamur merang dapat ditumbuhkan pada baglog yang biasanya menggunakan plastik Polypropylene sebagai wadah media tanam. Komposisi media tanam yang digunakan biasanya terdiri dari serbuk gergaji sebagai media tumbuh (43%), dedak (6,5%), kapur (0,5%), dan bibitnya (50%). Sedangkan kadar air yang dibutuhkan mencapai 75% (Parjimo & Soenanto 2008). Caranya yaitu, pertama serbuk gergaji dicampur kapur dan dedak, lalu diaduk dan diayak dengan air atau dibasahi. Kemudian Sterilisasi selama lima jam dengan 100 derajat dalam karung atau plastik, setelah dingin diinokulasi/ masukin bibit. Lalu masukin kapas dan ikat dengan karung atau plastik. Setelah itu disimpan di ruang inkubasi selama dua bulan, baru kemudian dipanen (www.Oktavita.com).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur yaitu, suhu, kelembaban, radiasi cahaya, ketersediaan oksigen, karbondioksida, keasaman (pH), keberadaan senyawa beracun, dan kondisi lahan (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Miselium jamur merang dapat tumbuh optimum pada suhu 350C-400C. Sedangkan tubuh buah akan tumbuh pada suhu 300C-350C. Kelembaban udaranya adalah 60-80 %, dan derajat keasaman (pH) media tanam optimum 4,5-7 (Suharjo 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa miselium yang tumbuh hanya 1,2 cm (minggu pertama); 2,3 (minggu kedua); 4,7 (minggu ketiga); 5,9 (minggu keempat);dan 8,2 (minggu kelima). Hal ini tergolong lambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan miselium pada baglog lainnya. Selain itu, terlihat bahwa pertambahan tingkat pertumbuhan jamur merang cenderung kecil (lambat) meskipun tidak terlihat adanya kontaminan yang tumbuh. Selain itu, tidak ada tubuh buah yang muncul atau terbentuk pada mulut baglog. Hal ini karena media tanam atau serbuk gergaji yang digunakan terlalu banyak (padat), sehingga tidak tersedia cukup ruang atau celah untuk pertumbuhan miselium. Selain itu, kelembaban media tanam tidak terjaga karena tidak dilakukkan penyiraman secara berkala atau tidak terdapat perlakuan khusus untuk menjaga kelembaban dan suhu lingkungan tempat baglog diletakkan. Padahal menurut Suharjo (2007), temperatur dan kelembaban ruangan untuk penyimpanan baglog jamur merang harus tetap dijaga pada tingkat 280C-350C agar dapat tumbuh secara optimal.
Efisiensi biologi yang diperoleh sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi atau lingkungan yang diberikan tidak optimal untuk mendukung pertumbuhan jamur merang. Dalam hal ini jamur merang pada baglog I tidak dapat menggunakan nutrisi secara optimal dari substrat yang disediakan meskipun nutrisi yang dibutuhkan tersedia.
Daftar Pustaka
Parjimo H., Soenanto H. 2008. Jamur Ling Zhi : Raja Herbal, Seribu Khasiat : Plus Cara Budi Daya. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Pasaribu T., Permana DR., Alda ER. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Jakarta : Grasindo.
Suharjo E. 2007. Budi Daya Jamur Merang Dengan Media Kardus. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Anonim. 2009. Tempat Budidaya Jamur Tiram. www.Oktavita.com [22 Juni 2009]